Anak-Anak Gula; Kumpulan Cerita Anak Inspiratif yang Menyenangkan

Deskripsi Buku

Lamin seorang anak laki laki berusia 12 tahunan anak seorang penderes gula Kebebasan dan keinginananya bermain dengan semua teman temannya ternyata tak semulus yang diinginkan Lantaran kehidupannya yang tak seberuntung mereka yang kaya ia terpaksa harus banyak menghapus mimpi mimpinya indahnya dalam berteman Lamin banyak dijauhi temannya lantaran dirinya banyak kekurangannya dalam kehidupan Menjadi anak miskin membuat dirinya lebih banyak mendapat ejekan dari teman temannya yang berada Penderitaannya makin terasa ketika sang ayah yang menjadi tumpuannya justru meninggal akibat musibah jatuh dari pohon kelapa Keadaan itu membuat dirinya hampir saja berputus asa Lamin hampir saja keluar dari sekolahnya lantaran harus menggantikan tugas ayahnya sebagai penderes demi menghidupi ibu dan adiknya Meski dia telah berusaha melakoni dengan kesabaran namun tetap saja permusuhan hingga perkelahian dengan teman tak dapat dihindarinya Hanya saja perkelahian itu tak berlangsung selamanya Perkelahian yang terjadi justru menjadikan pelajaran bagi dirinya dan teman temannya untuk menyadarkan bahwa permusuhan tidak akan berlangsung abadi Itulah yang kemudian dimaknai sebagai persahabatan sejati Banyak orang bilang indahnya persahabatan ketika mereka telah mampu memahami segala kekurangan dan kelebihan orang lain kemudian semua bisa menerima sebagai anugerah Apakah hal semacam itu dapat dirasakan Lamin yang miskin Bagaimana ia harus berjuang untuk sekadar bisa bersahabat dengan teman sebayanya Lamin, seorang anak laki-laki berusia 12 tahunan, anak seorang penderes gula. Kebebasan dan keinginananya bermain dengan semua teman-temannya ternyata tak semulus yang diinginkan. Lantaran kehidupannya yang tak seberuntung mereka yang kaya, ia terpaksa harus banyak menghapus mimpi-mimpinya indahnya dalam berteman. Lamin banyak dijauhi temannya lantaran dirinya banyak kekurangannya dalam kehidupan. Menjadi ...anak miskin membuat dirinya lebih banyak mendapat ejekan dari teman-temannya yang berada. Penderitaannya makin terasa ketika sang ayah yang menjadi tumpuannya justru meninggal akibat musibah jatuh dari pohon kelapa. Keadaan itu membuat dirinya hampir saja berputus asa. Lamin hampir saja keluar dari sekolahnya lantaran harus menggantikan tugas ayahnya sebagai penderes demi menghidupi ibu dan adiknya. Meski dia telah berusaha melakoni dengan kesabaran namun tetap saja permusuhan hingga perkelahian dengan teman tak dapat dihindarinya. Hanya saja perkelahian itu tak berlangsung selamanya. Perkelahian yang terjadi justru menjadikan pelajaran bagi dirinya dan teman-temannya untuk menyadarkan bahwa permusuhan tidak akan berlangsung abadi. Itulah yang kemudian dimaknai sebagai persahabatan sejati. Banyak orang bilang indahnya persahabatan ketika mereka telah mampu memahami segala kekurangan dan kelebihan orang lain kemudian semua bisa menerima sebagai anugerah. Apakah hal semacam itu dapat dirasakan Lamin yang miskin? Bagaimana ia harus berjuang untuk sekadar bisa bersahabat dengan teman sebayanya?

Detail Buku